RESENSI FILM - NAGABONAR JADI 2

Ø      Tentang  Sutradara
Deddy  Mizwar kembali membuktikan dirinya sebagai  bintang plus sutradara terbaik di negeri  ini. Lewat Nagabonar  Jadi 2 yang di bintanginya bersama aktor Tora Sudiro dan aktris cantik Wulan Guritno. Beliau berhasil menyajikan karya bermutunya sehingga mendapat banyak pujian dari  berbagai kalangan masyarakat termasuk sutradara kondang Chairul Umam, yang menurutnya bahwa film tersebut sangat luar biasa mulai dari skenario dan karakter pemainnya sangat kuat.

Ø      Tentang kekhasan sutradara
Ciri khas dari seorang Deddy Mizwar terhadap hasil karyanya disini selalu nampak, hal ini terlihat dari kualitas hasil karyanya yang selalu penuh dengan jiwa nasionalisme tanpa harus meninggalkan warna dan keanekaragaman Indonesia yang membumi, sehingga film ini menjadi film terlaris tahun 2007 dengan meraih penjualan tiket sebanyak 2,4 juta penonton. Film ini juga berhasil meraih penghargaan sebagai film terbaik dalam Festival Film Indonesia 2007 dan Movie of the Year dari Guardians e-award.

Ø      Tentang keunikan film
Inilah sebuah cerita yang manis, yang mana seorang Deddy Mizwar berhasil menghadirkan kembali karakter Nagabonar tanpa kehilangan gregetnya yang sebelumnya pernah dihadirkan oleh sutradara MT. Risyat pada tahun 1986. Ini merupakan sebuah pekerjaan yang tak gampang untuk dijalani ditengah derasnya perubahan zaman yang begitu cepat namun Nagabonar tetaplah Nagabonar. Ia seakan menjadi sebuah simbol yang tak habis digerus zaman yang selalu hadir dalam benak dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Dalam film ini juga terdapat keanekaragaman bahasa yang digunakan, serta kalimat yang menambah keunikan film ini yaitu “Apa kata dunia?”


Ø      Tentang tema film
Tema dari film Nagabonar Jadi 2 ini sangat menarik untuk disajikan karena berkisah tentang cinta laki-laki dan perempuan, cinta orang tua dan anak, cinta dalam persahabatan, cinta tanah air termasuk cinta dalam melihat perbedaan yang dikemas dalam bentuk drama komedi.

Ø      Penokohan
1.      Nagabonar
Memiliki karakter : keras kepala, teguh pendirian, unik (ndeso).
2.      Bonaga
Memiliki karakter : jujur, bertanggungjawab, penurut, punya jiwa kepemimpinan, dan menyayangi ayahnya.
3.      Monita
Memiliki karakter : lembut, cerdas, dan mandiri.
4.      Jaki, Pomo, dan Ronnie
Memiliki karakter : pintar, dinamis, dan metroseksual.

Ø      Alur Cerita
Alur dari cerita ini mengkisahkan tentang hubungan Nagabonar (Deddy Mizwar) dan Bonaga (Tora Sudiro) dalam suasana kehidupan anak muda metropolis. Bonaga, seorang pengusaha sukses, mendapat proyek pembangunan resort dari perusahaan Jepang. Sialnya, lahan yang diincar perusahaan Jepang tersebut tak lain adalah lahan perkebunan sawit milik ayahnya, Nagabonar. Maka Bonaga pun memboyong ayahnya ke Jakarta agar dia bisa membujuk Nagabonar menjual lahan tersebut.
Usaha Bonaga tak berhasil. Kekeraskepalaan Bonaga untuk mempertahankan lahan perkebunan (dimana disana juga terdapat makam istri, ibu, dan temannya) semakin menjadi-jadi ketika tahu calon pembeli tanahnya adalah perusahaan Jepang (yang masih dianggap penjajah). Untuk menjembatani konflik antara Nagabonar dan Bonaga maka disini peran Monita (Wulan Guritno) sebagai konsultan bisnis Bonaga yang cantik, mandiri, profesional, dan mencintai Bonaga terus berusaha membujuk Nagabonar untuk menyetujui proyek Bonaga, namun usaha ini tidak membuahkan hasil. Pertemuannya dengan Umar (Lukman Sardi), anak seorang pejuang yang jadi sopir bajaj dan menjalani kehidupan, menjadi titik balik sikap Nagabonar dalam melihat dunia dan kehidupan.
Sementara Nagabonar dan Bonaga berusaha untuk saling memahami cara pandang dan nilai-nilai satu sama lain, tenggat waktu untuk Bonaga semakin mendekat.
Namun, pada akhirnya Bonaga membatalkan perjanjian tersebut, karena ia tahu ayahnya sebenarnya berat untuk menyetujui hal tersebut, ia tidak mau membuat ayahnya sedih, karena ia sangat menyayangi ayahnya.

Ø      Setting film
Tempat :          
     1.         perkebunan sawit di Sumatera
2.    Jakarta yang meliputi gedung perkantoran, perumahan, pelabuhan, dan makam pahlawan.

Ø      Kelemahan film
Kelemahan dalam film ini hampir tidak ada. Hanya saja dari segi musik yang mengiringi salah satu adegan penggambaran suasana yang seharusnya menggambarkan suasana sedih tetapi irama musik tersebut malah bernada semangat.

Ø      Kelebihan film
Film ini berhasil memberikan keyakinan bahwa film nasional masih bisa bersinar asalkan dipenuhi film-film semacam ini bukan film horor-hororan yang tidak bermanfaat dan membodohkan. Ada benang merah yang begitu kental. Dengan aktingnya, Deddy Mizwar mampu menghidupkan kembali sosok Nagabonar yang jalannya sedikit bungkuk, kulit yang keriput ditambah rambut yang dipenuhi uban dimana-mana, pandai bersilat lidah dan memiliki kecerdikan dalam urusan mencopet.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon Gmelina dan Sengon